Blog Belantara

Kongres Dayak Internasional I

PONTIANAK - Majelis Adat Dayak Nasional bakal menggelar Kongres Dayak Internasional I di Pontianak, Kalimantan Barat pada 23-27 Juli 2017. Ada dua agenda utama, yaitu pameran 23-27 Juli dan kongres 25-27 Juli. Pelaksanaan pameran difokuskan di Rumah Radakng, Jl Sutan Syahrir. Sedangkan kongres, pembukaannya digelar di Rumah Radakng dan acara di Kapuas Palace, Jl Budi Karya. Kegiatan dibuka langsung Presiden MADN, Drs Cornelis MH.

Kongres Dayak Internasional I ini mengusung tema ‘merajut benang-benang peradaban dayak dalam struktur zaman yang dinamis’. Sedangkan sub temanya, ‘penguatan peranan bangsa dayak menuju epicentrum pembangunan sosial dan budaya, ekonomi, bisnis dan keuangan, dan politik.’

Pelaksanaan kongres memiliki tiga tujuan utama. Pertama, melahirkan deklarasi bangsa dayak dunia atau ‘The Declaration of Dayak for A Better World’. Deklarasi tersebut refleksi butir-butir protokol, memuat pernyataan sikap bangsa dayak dalam menghadapi struktur zaman yang dinamis.

Kedua, memuat rumusan pokok isian, yaitu peta jalan penguatan peranan bangsa dayak menuju epicentrum pembangunan. Peta jalan menjadi sangat penting bagi bangsa dayak yang ada di Indonesia atau negara manapun dalam merumuskan tujuan dan strategi yang hendak diraih melalui program nyata dalam merajut benang-benang peradaban, yaitu sosial, budaya, ekonomi, bisnis dan keuangan, dan politik.

Ketiga, terselenggara culture and business exhibition (CBE) melibatkan seluruh masyarakat dayak, masyarakat lainnya, pemerintah daerah, organisasi-organisasi non pemerintah, dan pelaku-pelaku usaha dalam dan luar negeri dari seluruh sektor. Model CBE dilakukan melalui pameran budaya, karnaval budaya, pertunjukkan-pertunjukkan budaya, perlombaan, forum anak muda, dan pameran bisnis.

Sementara itu, ada empat tujuan strategis dari pelaksanaan kongres. (1) Merumuskan butir-butir ‘protokol dayak’. Jumlah butir protokoler dayak yang akan dituangkan dan disepakati tidak lebih dari tujuh butir pemikiran strategis sekarang dan akan datang. Bagi bangsa dayak, angkat tujuh memiliki makna spiritual dan filosofis. Angka tujuh disebut angka Jubata.

(2) Protokol dayak diharapkan melahirkan butir-butir kepahaman bangsa dayak akan esensi penciptaan manusia dan kemanusiaan yang melekat. (3) Protokol dayak mengeksplorasi pemikiran leluhur yang transenden dan genuine, yang tidak merupakan refleksi atau pantulan dunia luar. Pemikiran ini berasal dari dalam diri yang bersifat holistrik dan terintegrasi.

(4) Protokol dayak diharapkan melahirkan butiran-butiran pemikiran religius, ideologis, dan bersifat filosofi, serta menjadi guidance of life. Jembatan bagi bangsa dayak antara masa lalu dan masa depan. Jembatan bagi bangsa dayak generasi kemarin dan generasi masa depan. (mde/ser)