Blog Belantara

Kalimantan Barat Lakukan Aksi Nyata Perubahan Iklim

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Cornelis menghadiri dan membuka kegiatan penanaman pohon kemiri dalm rangka aksi nyata pencegahan perubahan iklim di KHDTK desa Kasturi kecamatan mandor, kabupaten Landak, Senin (31/07/2017) siang.

Acara dimulai sejak pukul 11.00 Wib ini dimeriahkan dengan sambutan tarian dat Dayak dan dilanjutkan dengan penanaman secara simbolis pohon kemiri sunan oleh Cornelis serta pejabat lainnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPPPI KLHK Sarwono Kusumaatmadja, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi SDA KLHK Agus Justianto, staf ahli gubernur kalbar bidang perubahan iklim dan lingkungan Gusti Hardiansyah, Belantara Foundation Tahrir Fathoni, Bupati Landak Kalimantan Barat Karolin Margret Natasa serta jajaran SKPD Landak, mahasiswa Untan berserta masyarakat setempat.

Menurut staf ahli gubernur kalbar bidang pengendalian iklim dan lingkungan Gusti Hardiansyah, Aksi nyata pencegahan perubahan iklim dalam kegiatan restorasi, konservasi hutan serta pengembangan energi terbarukan ini melalui penanaman Pohon Kemiri Sunan berbasis pelibatan masyarakat dan sinergi multipihak. Sedangkan pengelolaan dari Fakultas Kehutanan UNTAN. Sementara lanjutnya, Luas daerah yang ditanam 4 H, dengan bibit sekitar 1100 kemiri yang di inpor dari jawa barat.

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari menteri lingkungan hidup dan kehutanan Agus Justianto, Dikatannya, upaya pengendalian iklim sangatlah tidak mudah, numun kalbar saat ini telah mampu melakukan aksi nyata

"Program penanaman kemiri sunan di lahan kritis kami sangat mensuport karena kita ketahui jenis ini bukan hanya penghasil pohon tapi juga menghasilkan biodisel yang juga sebagai program pemerintah untuk melakukan konservasi energi", Jelasnya

Kawasan hutan dan tujuan khusus (KHDTK) ini meliputi tiga desa yaitu Salak tiga, mandor dan Kasturi merupakan wilayah yang rawan dan ketiga wilayah ini merupakan wilayah yang akan dilakukan konsenvasi

Karolin Margret Natasa Bupati Landak mengatakan pihaknya akan terus memantau masyarakat setempat untuk tidak melakukan pembakaran dalam pembukaan hutan mengingat kebiasaan masyarakat dalam berkebun dengan membakar.

Lanjut, kelemahan di desa setempat kurangnya SDM dalam mengelola limbah, pengelolaan berbasis hijau masih kurang.

"Saya menghimbau kepada kepala desa dan pejabat lainnya untuk menjaga dan melestarikan hutan", ajak Karolin saat sambutan.

Dikatakan gubernur kalbar Cornelis Yang merusak bumi menghasilkan gas rumah kaca jika dilihat adalah Negara maju yang memiliki banyak industri, karena menurutnya. Mereka takut industri tutup sedangkan Indonesia yang memiliki hutan banyak selalu ditekan melalui injio.

"Maka sekarang kita akan mengecek Setiap injio yang ada dan kite lihat dana itu digunakan untuk apa" ungkap Cornelis

Pihaknya akan menggandeng LSM, kerena jika diserahkan kepada pemerintah maka akan lambat karena saat ini adanya perubahan dalam struktur pemerintah.

Menurutnya, diperkirakan tahun 2050 panas bumi akan naik sekitar 4 derajat Celsius, hal itu akan berdampak pada produksi pangan.

"Jika produksi pangan habis maka hancurlah kita" kata Cornelis

Dirinya menegaskan, Perlu di ingat minyak bumi yang berasal dari fosil akan habis, maka salah satu cara mengatasinya dengan penanaman kemiri sunan yang merupakan temuan baru dan dapat diperbaharui.

"Kalbar merupakan wilayah yang bergaining tinggi di dunia, karena wilayah kita memiliki hutan yang luas, ini yang harus kita jaga" harap Cornelis

Dalam kegiatan ini juga dilakukan Penandatanganan nota dukungan kerjasama para pihak yang disaksikan oleh GubernurKalimantan Barat, Kementerian LHK dan Bupati Landak.

Pertama, Pemberian beasiswa : dilakukan antara Fakultas Kehutanan UNTAN dengan Kepala Desa Kasturi dan Kepala Desa Kayu Tanam. Kedua, Restorasi dan Rehabilitasi areal konservasi pada areal KHDTK di sekitar perusahaan sawit : dilakukan antara Fakultas Kehutanan dan PT Gunung Abadi Sentosa

Ketiga, Kawasan KHDTK UNTAN untuk menjadi Percontohan Desa Iklim di Kalimantan Barat dilakukan antara Fakultas Kehutanan UNTAN dengan DPRKPLH Prov. Kalbar, Dinas Kehutanan Prov. Kalbar, Belantara Foundation, APP, PT GAS.