Philanthropy Sharing Session Eps. 8: Webinar Adaptasi Petani Menghadapi Perubahan Iklim
Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi mengadakan kegiatan Philanthropy Sharing Session Eps. 8 berupa kegiatan Webinar yang berjudul Adaptasi Petani Menghadapi Perubahan Iklim pada Kamis 16/09/2021. Kegiatan ini merupakan kegiatan gabungan dari Klaster Filantropi Ketahanan Pangan dan Gizi dengan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi dalam upaya pencegahan kelaparan akibat krisis lingkungan.
Acara webinar ini adalah hasil dari kerjasama antara Belantara Foundation, Warung Ilmiah Lapangan, Universitas Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Dompet Dhuafa, Perkumpulan Petani Tanggap Perubahan Iklim Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang.
Tujuan dari sharing session ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para petani, mengenai kondisi iklim yang sedang mengalami krisis. Krisis iklim yang saat ini kita alami secara global akan berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Selain itu, webinar ini juga merupakan salah satu bentuk upaya perayaan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September.
“Dari sisi keterlibatan lembaga filantropi dalam perubahan iklim, hal ini sudah menjadi sasaran program sebagai kontribusi bersama pencapaian SDGs. Namun nyatanya, menyiapkan diri dalam pencegahan krisis pangan lebih diutamakan, sambil mencari langkah strategis lainnya menghindari ancaman bencana iklim lainnya”, tutur Rizal Algamar, Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia. Di sisi lain, menurut beliau, telah banyak lembaga filantropi yang menggagas regulasi dan policy, akses teknologi dan berbagai mekanisme pendanaan sebagai komitmen menghadapi ancaman perubahan iklim ini.
Belantara Foundation sebagai Koordinator klaster menambahkan bahwa, “Perubahan iklim, termasuk di dalamnya perubahan cuaca yang ekstrim akan sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan makhluk hidup di bumi termasuk manusia. Krisis pangan yang diakibatkan gagal panen berkepanjangan bisa terjadi karena cuaca yang tidak dapat lagi diprediksi. Hal ini merupakan salah satu ancaman nyata untuk kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita semua memahami dampak dari krisis iklim dan mencegahnya dari saat ini sebelum terlambat” ujar Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation.
“Warung Ilmiah Lapangan, Universitas Indonesia, merupakan arena belajar agrometeorologi bagi petani yang didasarkan pada pendekatan lintas disiplin antara ilmu agrometeorologi dan ilmu antropologi, serta transdisiplin antara ilmuwan dan petani, petugas pertanian, serta para pihak terkait. Arena belajar ini merupakan wujud dari komitmen edukasi berkelanjutan yang amat dibutuhkan oleh petani dalam upaya mereka untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi iklim yang terus berubah dan semakin beragam, dengan risikonya yang tidak mudah diduga.” Ujar Prof. Yunita T. Winarto, Ph.D, koordinator Tim Warung Ilmiah Lapangan, Universitas Indonesia.
Selain itu Prof. Yunita T. Winarto juga menambahkan bahwa strategi adaptasi yang amat tepat dan jitu tersebut diperlukan guna menghindari atau mengurangi risiko gagal panen. Pengayaan pengetahuan dan literasi atas kondisi iklim dan cuaca serta resikonya bagi lahan dan tanaman mereka, serta peningkatan kemampuan antisipasi menghadapi konsekuensi perubahan iklim itu amat diperlukan. Selain di Kabupaten Indramayu sejak tahun 2009, Kabupaten Sumedang sejak tahun 2018, Warung Ilmiah Lapangan juga diperkenalkan pada petani di Kabupaten Lombok Timur sejak tahun 2014.
Pengayaan kegiatan webinar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan petani terhadap krisis iklim serta mendorong mereka agar mampu beradaptasi demi ketahanan pangan bangsa di masa depan.